CERPEN
DEFINISI DAN
UNSUR-UNSUR CERPEN
Banyak orang mengartikan cerpen hanya
sebatas cerita pendek. Pengertian cerita mungkin semua orang sudah mengetahui,
tetapi untuk pengertian pendek dalam “cerita pendek” sering terjadi
kesimpangsiuran.
Permasalahan
yang diangkat dalam sebuah cerita umumnya adalah kehidupan manusia dengan
segala aspeknya. Banyak sekali aspek kehidupan yang bisa terjadi dalam diri
manusia dari dilahirkan sampai masuk dalam liang kubur. Dengan banyaknya aspek
kehidupan tersebut cerita yang bisa dikembangkan pun sangat beragam pula dan
cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan kehidupan
manusia memiliki cakupan tersendiri yaitu hanya menceritakan sebagian kecil
saja kehidupan tokoh yang paling menarik. Dengan adanya batasan yaitu bagian
kecil dari kehidupan tokoh/manusia maka cerpen memiliki keterpusatan perhatian/
cerita pada tokoh utama dan permasalahan yang paling menonjol yang menjadi
pokok cerita cerpen tersebut. Terpusat di sini berarti tidak melebar terhadap
permasalahan dan atau tokoh lain yang tidak terlalu mendukung cerita / tidak
bersangkutan dengan cerita. Sebuah cerpen tidak mengenal degresi karena setiap
bagian cerpen adalah pokok cerita yang jika dihilangkan maka cerita akan
menjadi timpang dan kacau.
unsur- unsur intrinsik ialah unsur-
unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. Maksud
dari dalam yaitu unsur tersebut masuk di dalam karya sastra itu sendiri. Secara
umum unsure intrinsik karya sastra termasuk cerpen mencakup tema, alur,
penokohan, latar, tegangan dan padahan, suasana, pusat pengisahan, dan gaya
bahasa.
1. Tema
Tema adalah dasar cerita yaitu pokok
permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra (suharianto). Tema merupakan
titik tolak pengarang dalam menyusun karya sastranya. Tema ini merupakan hal
yang ingin disampaikan dan dipecahkan oleh pengarangnya melalui ceritanya. Tema
menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema pun bersifat menjiwai
seluruh bagian cerita itu dari awal sampai akhir.
2. Alur Cerita
alur atau plot dapat didefinisikan
sebagai cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan
memperhatikan hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat,
dan utuh (Suharianto).
Alur dalam cerita terdiri atas lima
bagian, yaitu: pemaparan/ pendahuluan, penggawatan, penanjakkan, puncak atau
klimaks, dan peleraian.
3. Penokohan
Cerita sastra merupakan cerita yang
mengisahkan kehidupan manusia dengan segala serbaneka kehidupannya. Dengan
pemahaman tersebut tentulah diwajibkan adanya tokoh sebagai perwujudan
dari manusia dan kehidupannya yang akan diceritakan. Tokoh dalam cerita ini
akan melakukan tugasnya menjadi “sumber cerita”. Tokoh merupakan benda hidup
(manusia) yang memiliki fisik dan memiliki watak. Penokohan
Penokohan sering juga disebut
perwatakan, yaitu pelukisan mengenai tokoh cerita. Pelukisan ini mencakup
keadaan lahir dan batin tokoh. Keadaan lahir merupakan bentuk jazad tokoh dan
siapa tokohnya, keadaan lahir mencakupi pandangan hidup tokoh, sikap tokoh,
keyakinan, adat istiadat, dll.
4. Latar
Segala peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan manusia pasti tidak akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Begitu
juga dalam cerpen ataupun
novel yang mana itu merupakan penceritaan kehidupan manusia dan segala
permasalahanya. Tempat kejadian dan waktu kejadian akan senantiasa menjalin
setiap laku kehidupan tokoh dalam cerita. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
latar adalah tempat dan atau waktu terjadinya cerita.
Latar atau biasa juga disebut setting
dalam karya sastra prosa (cerpen dan novel) tidak hanya berfungsi sebagai
penunjuk tempat dan waktu cerita. Latar dalam karya sastra prosa ini juga
dijadikan sebagai tempat pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan
pengarang dengan ceritanya. Menurut Nurgiyantoro (2004:227—233) latar dapat
dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, latar
sosial.
5. Tegangan dan Padahan
Suspens atau tegangan merupakan bagian
cerita yang membuat pembaca terangsang untuk melanjutkan membaca cerita.
Keingina tersebut muncul karena pengarang seolah-olah menjanjikan pembaca akan
menemukan sesuatu yang pembaca harapkan. Sedangkan padahan atau foreshadowing
merupakan bagian cerita yang memberikan gambaran tentang sesuatu yang akan
terjadi. Jadi padahan dan tegangan adalah tidak dapat dipisahkan, dengan kata
lain dengan adanya padahan maka tercipta tegangan.
6. Suasana
Seperti halnya waktu dan tempat pada
sebuah cerita, suasana juga merupakan sebuah hal yang selalu mengiringi suatu
kejadian. Suasana dapat diartikan sebagai segala peristiwa yang dialami yang
dialami oleh tokoh pada suatu cerita. Misalnya suasana menyedihkan,
menyenangkan dan lain sebagainya.
7. Pusat Pengisahan
Cerita merupakan gambaran yang
menampilkan perikehidupan tokoh. Penempatan posisi pengarang terhadap tokoh untuk
menampilkan cerita mengenai perikehidupan tokoh dalam cerita itulah yang
dinamakan pusat pengisahan (point of view) atau kadang disebut juga sudut
pandang. Secara umum pusat pengisahan dikategorikan dalam 4 jenis, yaitu
Pengarang sebagai pelaku utama cerita, pengarang ikut bermain tetapi bukan
sebagai tokoh utama, pengarang serba hadir, dan pengarang peninjau.
8. Gaya Bahasa
Bahasa dalam karya sastra prosa (cerpen
dan novel) memiliki fungsi ganda yaitu sebagai penyampai maksud pengarang dan
sebagai penyampai perasaan. Pengarang dalam membuat karya sastra bukan hanya
sebatas ingin memberitahu pembaca akan apa yang dialami tokoh, namun pengarang
juga bermaksud mengajak pembaca merasakan apa saja yang dialami oleh tokoh
dalam cerita. Karena keinginan inilah gaya bahasa yang digunakan dalam karya
sastra sering berbeda dengan gaya bahasa pada kehidupan sehari-hari. Dengan
kata lain gaya bahasa dapat diartikan sebagai cara (berbahasa) yang ditempuh
penulis untuk menyampaikan pikiran atau maksud.
1. BAGINDA DILARANG MEROKOK
2. CERPEN DIALOG
3. PENCURI PERANGKO ASCAR
4. PERCAYAI AKU BUNDA
Comments
Post a Comment